Friday, February 10, 2012

Mancing Belanak

Mancing Belanak
“Mancing belanak? Bagaimana caranya?” Pertanyaan ini wajar dikemukakan beberapa pemancing, karena selama ini ikan ini terkenal sulit dipancing. Paling-paling seekor dua ekor saja yang berhasil terpancing, itu pun sangat jarang terjadi. Kadang dengan umpan udang kupas memang ada saja belanak yang tertangkap. Tetapi seringkali ikan ini tidak secara khusus ditargetkan untuk dipancing. Pemancing, khususnya yang hobi mancing dipinggir laut, lebih familiar dengan sasaran pancingan berupa ikan-ikan kerapu, sembilang, baronang atau kakap batu. Tetapi mancing belanak?
Ternyata ikan belanak bisa menjadi target pemancingan yang sangat menarik dan memuaskan. Selain membuat ketagihan karena tarikannya yang mengejutkan, hasil yang banyak juga bisa diharapkan kalau memancing ikan ini. Tetapi untuk mengailnya tentu ada teknik khusus yang harus dipelajari. Selama ini, teknik ini telah dikembangkan oleh pemancing-pemancing dari Jawa Tengah, khususnya daerah Yogyakarta, Kebumen, Magelang dan sekitarnya.
Memancing belanak secara khusus biasanya tidak dilakukan di laut, tetapi di sungai dekat muara. Pemancing juga tidak perlu bolak-balik ke sana-kemari mencari lokasi yang tepat untuk dipancingi, karena ikan bisa dipanggil mendekat. Dengan chumming atau kalau istilah pemancing di sini disebut ‘bom’, ikan belanak bisa diajak berkerumun di depan mata kita.
Jika anda adalah pemula dalam memancing belanak, ada baiknya memperhatikan beberapa tips berikut ini.
1. Membuat ‘bom’ (Chumming)
Dasar yang paling penting dari memancing ikan ini adalah ikan belanak bisa ditarik perhatiannya untuk mendekat dan bergerombol di depan kita. Untuk melakukannya, pertama, buatlah ‘bom’ untuk chumming agar ikan tertarik mendekat dan menjadi rakus. Bom ini dibuat dari tepung terigu 1kg dicampur air panas 2 gelas dan tembahkan bubuk vanili, gula dan mentega 1 sendok makan. Semua bahan itu lalu diaduk hingga pulen. Setelah pulen lalu ambil timah seberat kurang lebih 1 ons yang terdiri dari 3 atau 4 biji timah. Talikan kumpulan timah itu di kenur yang besar. Adonan tepung itu lalu dilekatkan ke kumpulan timah hingga seperti menyatu dan keras berbentuk bulatan (bola) sebesar kepalan orang dewasa. Berikutnya, adonan yang sudah diberi timah di dalamnya itu lalu ditanak (dikukus) seperti roti.
Nah, bom sekarang sudah jadi. Kenur besar beserta bomnya lalu diikatkan ke kayu atau joran gede buat menggantungkannya ke air. Ingat, tiap pemancing satu bom. Jadi bawa aja adonan itu barang beberapa kilo, soalnya kalau belanak lagi gila, tahu-tahu bomnya sudah hilang tinggal timah-nya saja.

2. Meletakkan bom
Bom yang sudah digantung lalu diturunkan ke dalam air sungai antara 0,75 sampai 1 m tergantung tingkat kejernihan air. Semakin jernih, semakin dalam bomnya diturunkan.

3. Umpan
Umpan paling ampuh adalah lumut. Berbeda dengan cara kita mengundang ikan, umpan yang dipergunakan untuk memancing belanak adalah berupa lumut. Lumutnya cari saja di sembarang selokan atau sawah, tetapi kalau bisa yang warnanya hijau segar, jangan yang terlalu tua karena gampang busuk. Belanak tidak suka lumut atau makanan busuk. Kalau mencarinya sore dan akan dipakai besok paginya, supaya awet berilah garam secukupnya.

4. Rangkaian Pancing
Pergunakanlah kenur multifilament braided untuk membuat rangkaian, meskipun penggunaan kenur biasa (monofilament) juga tidak diharamkan. Sifat kenur braided yang lemas sangat membantu ikan gampang menelan umpan. Kenur dipotong 10 cm (kalo bisa yang diameternya paling kecil) terus dipasang pancing kecil yang super tajam 2 atau 3 buah langsung ke kenurnya, jangan pakai cabang kumis-kumisan segala. Kalau bisa memasangnya serapat mungkin alias jangan terlalu jauh jarak satu kail dengan yang lainnya. Biasanya memang satu kail yang akan tertelan dimulut ikan belanak, sedangkan kail ke-2 dan 3 selain berguna buat membantu manyangkutkan lumut supaya tidak gampang terlepas, juga berfungsi sebagai pancing garong yang berguna untuk memberikan kekuatan tambahan apabila dapat menancap juga di bagian luar badan ikan.

5. Pelampung
Gunakan pelampung untuk mancing belanak, seperti halnya memancing ikan mas di kolam. Sesuaikan Tinggi-rendahnya pelampung dengan kedalaman bom.

6. Lokasi
Cari lokasi di aliran sungai dekat muara yang alirannya tidak deras. Untuk itu perlu diperhatikan kondisi pasang surut air laut. Lokasi ketika pasang mungkin berbeda dengan ketika surut. Tanda bom sudah dikerubuti belanak gampang sekali. Kalau kayu pengangkat bom bergetar atau kenur gede malahan sudah berputar, nah itu tandanya belanak sudah mulai makan bom, tapi belum mabuk kepayang. Tunggu beberapa saat dulu, kalau sudah yakin betul itu kayu sudah bergetar secara kontinyu baru kita celupkan kail dengan umpan lumut yang telah berpelampung itu. Sekarang tinggal menghitung saja 1 sampai 10 detik pasti pelampung ikut naik turun juga. Akan tetapi pelampung larinya tidak seperti kalau di kolam ikan mas.
Kalau pelampung agak turun sedikit, langsung sentak saja. Di sini Cuma ada kemungkinan, lepas atau dapat ikan belanak. Kalau lepas ya coba lagi, begitu terus, santai aja dan jangan tergesa-gesa. Belanak kalau sudah makan dan mabuk kepayang pasti juga larinya kesitu-situ lagi. Asal jangan pakai teriak-teriak dan loncat-loncat saja.
Kalau beruntung dalam beberapa jam saja anda bisa mendapatkan puluhan ekor ikan belanak. Seorang pakar mancing belanak asal Kebumen yang bernama Budi belum lama ini bahkan berhasil mengangkat 70 ekor belanak dalam waktu kurang dari 2 jam saja. Menggiurkan bukan?
By : Adi Wisaksono a.k.a Soni Hampala
(hobimancingikan.blogspot.com)

0 comments:

Post a Comment