“Mancing belanak? Bagaimana caranya?” Pertanyaan ini wajar
dikemukakan beberapa pemancing, karena selama ini ikan ini terkenal
sulit dipancing. Paling-paling seekor dua ekor saja yang berhasil
terpancing, itu pun sangat jarang terjadi. Kadang dengan umpan udang
kupas memang ada saja belanak yang tertangkap. Tetapi seringkali ikan
ini tidak secara khusus ditargetkan untuk dipancing. Pemancing,
khususnya yang hobi mancing dipinggir laut, lebih familiar dengan
sasaran pancingan berupa ikan-ikan kerapu, sembilang, baronang atau
kakap batu. Tetapi mancing belanak?
Ternyata ikan belanak bisa menjadi target pemancingan yang sangat
menarik dan memuaskan. Selain membuat ketagihan karena tarikannya yang
mengejutkan, hasil yang banyak juga bisa diharapkan kalau memancing ikan
ini. Tetapi untuk mengailnya tentu ada teknik khusus yang harus
dipelajari. Selama ini, teknik ini telah dikembangkan oleh
pemancing-pemancing dari Jawa Tengah, khususnya daerah Yogyakarta,
Kebumen, Magelang dan sekitarnya.
Memancing belanak secara khusus biasanya tidak dilakukan di laut,
tetapi di sungai dekat muara. Pemancing juga tidak perlu bolak-balik ke
sana-kemari mencari lokasi yang tepat untuk dipancingi, karena ikan bisa
dipanggil mendekat. Dengan chumming atau kalau istilah pemancing di sini disebut ‘bom’, ikan belanak bisa diajak berkerumun di depan mata kita.
Jika anda adalah pemula dalam memancing belanak, ada baiknya memperhatikan beberapa tips berikut ini.
1. Membuat ‘bom’ (Chumming)
Dasar yang paling penting dari memancing ikan ini adalah ikan belanak
bisa ditarik perhatiannya untuk mendekat dan bergerombol di depan kita.
Untuk melakukannya, pertama, buatlah ‘bom’ untuk chumming agar
ikan tertarik mendekat dan menjadi rakus. Bom ini dibuat dari tepung
terigu 1kg dicampur air panas 2 gelas dan tembahkan bubuk vanili, gula
dan mentega 1 sendok makan. Semua bahan itu lalu diaduk hingga pulen.
Setelah pulen lalu ambil timah seberat kurang lebih 1 ons yang terdiri
dari 3 atau 4 biji timah. Talikan kumpulan timah itu di kenur yang
besar. Adonan tepung itu lalu dilekatkan ke kumpulan timah hingga
seperti menyatu dan keras berbentuk bulatan (bola) sebesar kepalan orang
dewasa. Berikutnya, adonan yang sudah diberi timah di dalamnya itu lalu
ditanak (dikukus) seperti roti.
Nah, bom sekarang sudah jadi. Kenur besar beserta bomnya lalu
diikatkan ke kayu atau joran gede buat menggantungkannya ke air. Ingat,
tiap pemancing satu bom. Jadi bawa aja adonan itu barang beberapa kilo,
soalnya kalau belanak lagi gila, tahu-tahu bomnya sudah hilang tinggal
timah-nya saja.
2. Meletakkan bom
Bom yang sudah digantung lalu diturunkan ke dalam air sungai antara 0,75
sampai 1 m tergantung tingkat kejernihan air. Semakin jernih, semakin
dalam bomnya diturunkan.
3. Umpan
Umpan paling ampuh adalah lumut. Berbeda dengan cara kita mengundang
ikan, umpan yang dipergunakan untuk memancing belanak adalah berupa
lumut. Lumutnya cari saja di sembarang selokan atau sawah, tetapi kalau
bisa yang warnanya hijau segar, jangan yang terlalu tua karena gampang
busuk. Belanak tidak suka lumut atau makanan busuk. Kalau mencarinya
sore dan akan dipakai besok paginya, supaya awet berilah garam
secukupnya.
4. Rangkaian Pancing
Pergunakanlah kenur multifilament braided untuk membuat rangkaian, meskipun penggunaan kenur biasa (monofilament)
juga tidak diharamkan. Sifat kenur braided yang lemas sangat membantu
ikan gampang menelan umpan. Kenur dipotong 10 cm (kalo bisa yang
diameternya paling kecil) terus dipasang pancing kecil yang super tajam 2
atau 3 buah langsung ke kenurnya, jangan pakai cabang kumis-kumisan
segala. Kalau bisa memasangnya serapat mungkin alias jangan terlalu jauh
jarak satu kail dengan yang lainnya. Biasanya memang satu kail yang
akan tertelan dimulut ikan belanak, sedangkan kail ke-2 dan 3 selain
berguna buat membantu manyangkutkan lumut supaya tidak gampang terlepas,
juga berfungsi sebagai pancing garong yang berguna untuk memberikan
kekuatan tambahan apabila dapat menancap juga di bagian luar badan ikan.
5. Pelampung
Gunakan pelampung untuk mancing belanak, seperti halnya memancing ikan
mas di kolam. Sesuaikan Tinggi-rendahnya pelampung dengan kedalaman bom.
6. Lokasi
Cari lokasi di aliran sungai dekat muara yang alirannya tidak deras.
Untuk itu perlu diperhatikan kondisi pasang surut air laut. Lokasi
ketika pasang mungkin berbeda dengan ketika surut. Tanda bom sudah
dikerubuti belanak gampang sekali. Kalau kayu pengangkat bom bergetar
atau kenur gede malahan sudah berputar, nah itu tandanya belanak sudah
mulai makan bom, tapi belum mabuk kepayang. Tunggu beberapa saat dulu,
kalau sudah yakin betul itu kayu sudah bergetar secara kontinyu baru
kita celupkan kail dengan umpan lumut yang telah berpelampung itu.
Sekarang tinggal menghitung saja 1 sampai 10 detik pasti pelampung ikut
naik turun juga. Akan tetapi pelampung larinya tidak seperti kalau di
kolam ikan mas.
Kalau pelampung agak turun sedikit, langsung sentak saja. Di sini
Cuma ada kemungkinan, lepas atau dapat ikan belanak. Kalau lepas ya coba
lagi, begitu terus, santai aja dan jangan tergesa-gesa. Belanak kalau
sudah makan dan mabuk kepayang pasti juga larinya kesitu-situ lagi. Asal
jangan pakai teriak-teriak dan loncat-loncat saja.
Kalau beruntung dalam beberapa jam saja anda bisa mendapatkan puluhan
ekor ikan belanak. Seorang pakar mancing belanak asal Kebumen yang
bernama Budi belum lama ini bahkan berhasil mengangkat 70 ekor belanak
dalam waktu kurang dari 2 jam saja. Menggiurkan bukan?
By : Adi Wisaksono a.k.a Soni Hampala
(hobimancingikan.blogspot.com)
0 comments:
Post a Comment