Bayangkan seandainya secara mendadak seekor ikan berukuran lebih dari 10
kg menyambar umpan Anda. Sentakan kuat dan bertenaga ikan itu akan
membangkitkan adrenalin Anda. “Penggila” mancing di laut lepas, pasti
pernah merasakan sensasi seperti itu.
Itu bukan sekadar gambaran,
tapi memang benar-benar bisa dirasakan langsung jika melakukan
pemancingan di perairan terbuka. Baik di wilayah pantai berkarang, di
dekat jermal-jermal, di sekitar pulau-pulau kecil, atau langsung dari
atas perahu atau boat.
Satu teknik yang dalam beberapa tahun
terakhir sangat digemari, baik di Indonesia mau pun di dunia adalah
teknik mancing popping. Bahkan di Medan-Sumut, para hobiis mancing mulai
melakukan popping sejak satu tahun belakangan ini. Banyak hobiis
pancing yang mencoba teknik popping mengaku sangat tertantang, senang
dan cukup memompa adrenalin.
Apalagi dalam popping, targetnya adalah
ikan-ikan predator yang sering ke permukaan air untuk berburu. Umumnya
jenis ikan seperti alu-alu (barakuda), great travelly (GT) atau ikan
kuwe (travelly), tenggiri, mahi-mahi, layaran, dan marlin adalah
targetnya. Ikan-ikan yang berat satuannya rata-rata di atas 5 kg!
Ikan-ikan
predator yang suka “pamer” atau yang kelaparan, biasanya sangat galak
dan tertantang jika ada ikan yang lebih kecil berkecipak di atas
permukaan air. Suara cipratan air yang khas itu menggoda sang ikan untuk
menyergap mangsanya. Kebiasaan ikan-ikan predator ini sudah diamati
sekian lama oleh para “penggila” mancing. Berdasarkan penelitian mereka,
dikembangkanlah suatu teknik memancing yang kemudian dikenal sebagai
popping.
Prinsipnya, umpan buatan dalam popping (disebut popper) dirancang dan dibentuk agar menimbulkan efek yang sama atau mirip dengan ikan-ikan santapan predator. Satu yang khas dari popper, adalah lengkungan bulat cekung di ujungnya.
Teknik Popping
Ingin mencoba
popping? Tak ada yang sulit. Yang penting Anda harus membiasakan diri
dengan gaya memancing popping yang aktif. Sebab teknik dasar popping
adalah melempar umpan dan menarik kenur.
Dari sekian banyak literatur dan penjelasan dari hobiis, popper dilemparkan pada jarak tertentu, kemudian kenur digulung. Saat kenur digulung, popper akan tertarik dan terlihat mirip dengan gerakan ikan kecil yang berenang cepat di permukaan air. Popper
ini juga akan menimbulkan cipratan air dan bunyi yang khas. Inilah yang
akan memancing ikan predator untuk mendekat dan menyambar.
Lempar dan tarik ini terus dilakukan sampai predator menyambar popper. Ketika popper disambar (strike), ikan akan tersangkut di mata kail yang menempel pada popper.
Akibat terkejut, ikan spontan menyentak dan membuat gerakan perlawanan
yang bertenaga. Di sinilah dibutuhkan keterampilan pemancing untuk
menaklukkan ikan predator.
Keberhasilan popping memang tergantung
pada keterampilan, namun persiapan peralatan juga sangat menentukan.
Yang pertama adalah persiapan joran. Banyak hobiis yang merekomendasikan
penggunaan joran S II. Spesifikasi joran ini berupa stik sepanjang 2,4 m
(atau lebih), action: medium heavy, line test 30 lb-80 lb, lure weight
300 gr-400 gr.
Itu untuk joran. Sementara untuk benang pancingnya
mereka menyarankan tipe braided 50 lb – 80 lb, reel dengan kapasitas
spool 050:150 m. Braided adalah jenis tali pancing yang terbuat dari
pilinan serat nilon. Keunggulannya, tali ini walau lebih kecil dan halus
namun lebih tahan tarikan dan tak mudah putus.
Dalam teknik popping, umpan buatan yang disebut popper juga sangat menentukan keberhasilan pemancingan. Pemilihan popper ini harus dilakukan dengan cermat dan disesuaikan dengan target dan daerah pemancingan (fishing spot and area/zone).
Dari sekian jenis popper yang ada di pasaran, para hobiis mancing merekomendasikan popper Adhek Bali.
Misalnya dari tipe long goby, my girl, maharani atau gecko (big, mini,
baby, supermini). Sementara ada juga yang merekomendasi popper SureCatch dari varian popTiger atau popCruiser. Kedua produk popper ini punya kelebihan masing-masing.
Pemasangan Popper
Setelah pemilihan popper, selanjutnya pemancing harus menempatkan popper dengan baik di ujung benang. Tips untuk pemasangan popper
ini, ujung benang (perambut/leader line) digunakan senar monofilament
yang tebal (ukuran 80 lbs – 150 lbs). Senar ini diikat pada popper dan disambungkan dengan benang braided menggunakan swivel/kili-kili (sejenis pengait khusus dari logam) berukuran 2/0–4/0.
Penggunaan senar tebal sebagai pengikat popper
penting agar sewaktu terjadi “strike” (ikan menyambar umpan), senar
monofilament yang bersifat elastis bisa meredam sentakan ikan yang kuat.
Penggunaan braided disarankan sebagai benang utama agar kenur tidak
terlalu besar dan berat dibandingkan dengan senar monofilament.
sumber : http://engganglaut.multiply.com
0 comments:
Post a Comment