Friday, January 27, 2012

Popping

 Bayangkan seandainya secara mendadak seekor ikan berukuran lebih dari 10 kg menyambar umpan Anda. Sentakan kuat dan bertenaga ikan itu akan membangkitkan adrenalin Anda. “Penggila” mancing di laut lepas, pasti pernah merasakan sensasi seperti itu.
Itu bukan sekadar gambaran, tapi memang benar-benar bisa dirasakan langsung jika melakukan pemancingan di perairan terbuka. Baik di wilayah pantai berkarang, di dekat jermal-jermal, di sekitar pulau-pulau kecil, atau langsung dari atas perahu atau boat.
Satu teknik yang dalam beberapa tahun terakhir sangat digemari, baik di Indonesia mau pun di dunia adalah teknik mancing popping. Bahkan di Medan-Sumut, para hobiis mancing mulai melakukan popping sejak satu tahun belakangan ini. Banyak hobiis pancing yang mencoba teknik popping mengaku sangat tertantang, senang dan cukup memompa adrenalin.
Apalagi dalam popping, targetnya adalah ikan-ikan predator yang sering ke permukaan air untuk berburu. Umumnya jenis ikan seperti alu-alu (barakuda), great travelly (GT) atau ikan kuwe (travelly), tenggiri, mahi-mahi, layaran, dan marlin adalah targetnya. Ikan-ikan yang berat satuannya rata-rata di atas 5 kg!
Ikan-ikan predator yang suka “pamer” atau yang kelaparan, biasanya sangat galak dan tertantang jika ada ikan yang lebih kecil berkecipak di atas permukaan air. Suara cipratan air yang khas itu menggoda sang ikan untuk menyergap mangsanya. Kebiasaan ikan-ikan predator ini sudah diamati sekian lama oleh para “penggila” mancing. Berdasarkan penelitian mereka, dikembangkanlah suatu teknik memancing yang kemudian dikenal sebagai popping.
Prinsipnya, umpan buatan dalam popping (disebut popper) dirancang dan dibentuk agar menimbulkan efek yang sama atau mirip dengan ikan-ikan santapan predator. Satu yang khas dari popper, adalah lengkungan bulat cekung di ujungnya.
Teknik Popping
Ingin mencoba popping? Tak ada yang sulit. Yang penting Anda harus membiasakan diri dengan gaya memancing popping yang aktif. Sebab teknik dasar popping adalah melempar umpan dan menarik kenur.
Dari sekian banyak literatur dan penjelasan dari hobiis, popper dilemparkan pada jarak tertentu, kemudian kenur digulung. Saat kenur digulung, popper akan tertarik dan terlihat mirip dengan gerakan ikan kecil yang berenang cepat di permukaan air. Popper ini juga akan menimbulkan cipratan air dan bunyi yang khas. Inilah yang akan memancing ikan predator untuk mendekat dan menyambar.
Lempar dan tarik ini terus dilakukan sampai predator menyambar popper. Ketika popper disambar (strike), ikan akan tersangkut di mata kail yang menempel pada popper. Akibat terkejut, ikan spontan menyentak dan membuat gerakan perlawanan yang bertenaga. Di sinilah dibutuhkan keterampilan pemancing untuk menaklukkan ikan predator.
Keberhasilan popping memang tergantung pada keterampilan, namun persiapan peralatan juga sangat menentukan. Yang pertama adalah persiapan joran. Banyak hobiis yang merekomendasikan penggunaan joran S II. Spesifikasi joran ini berupa stik sepanjang 2,4 m (atau lebih), action: medium heavy, line test 30 lb-80 lb, lure weight 300 gr-400 gr.
Itu untuk joran. Sementara untuk benang pancingnya mereka menyarankan tipe braided 50 lb – 80 lb, reel dengan kapasitas spool 050:150 m. Braided adalah jenis tali pancing yang terbuat dari pilinan serat nilon. Keunggulannya, tali ini walau lebih kecil dan halus namun lebih tahan tarikan dan tak mudah putus.
Dalam teknik popping, umpan buatan yang disebut popper juga sangat menentukan keberhasilan pemancingan. Pemilihan popper ini harus dilakukan dengan cermat dan disesuaikan dengan target dan daerah pemancingan (fishing spot and area/zone).
Dari sekian jenis popper yang ada di pasaran, para hobiis mancing merekomendasikan popper Adhek Bali. Misalnya dari tipe long goby, my girl, maharani atau gecko (big, mini, baby, supermini). Sementara ada juga yang merekomendasi popper SureCatch dari varian popTiger atau popCruiser. Kedua produk popper ini punya kelebihan masing-masing.

Pemasangan Popper
Setelah pemilihan popper, selanjutnya pemancing harus menempatkan popper dengan baik di ujung benang. Tips untuk pemasangan popper ini, ujung benang (perambut/leader line) digunakan senar monofilament yang tebal (ukuran 80 lbs – 150 lbs). Senar ini diikat pada popper dan disambungkan dengan benang braided menggunakan swivel/kili-kili (sejenis pengait khusus dari logam) berukuran 2/0–4/0.
Penggunaan senar tebal sebagai pengikat popper penting agar sewaktu terjadi “strike” (ikan menyambar umpan), senar monofilament yang bersifat elastis bisa meredam sentakan ikan yang kuat. Penggunaan braided disarankan sebagai benang utama agar kenur tidak terlalu besar dan berat dibandingkan dengan senar monofilament.



sumber : http://engganglaut.multiply.com

0 comments:

Post a Comment